Sunday, January 9, 2011

Filosofi KI 3 : It's Time to MOVE !


Praktikum Keterampilan Interpersonal ke-3 diadakan pada tanggal 30 Oktober 2010 di lapangan gazebo kampus Sistem Informasi ITS.  Pola praktikum kali ini sama seperti praktikum-praktikum sebelumnya yaitu menggunakan metode permainan (game). Tema dari praktikum kali ini adalah Perubahan. Macam permainannya adalah sebagai berikut.

1.      Angin Bertiup
2.      Mengubah Garis Waktu
3.      Tebak dan Berpindah

Berikut akan kami paparkan penjelasan dari masing-masing game :


1.      Angin Bertiup

Mengapa permainan ini disebut sebagai angin bertiup? Alasannya adalah, karena pada permainan ini kami dituntut untuk selalu berpindah dari satu tempat ke tempat lain mengikuti perintah dari instruktur. Ketika kakak asisten berkata, “Angin bertiup...” maka, kami menjawab, “Bertiup ke mana ?” kemudian kakak asisten akan menunjukkan ke mana kami harus berpindah, yaitu dengan menyebutkan ciri-ciri fisik dari orang yang dituju, sebagai contoh, “Bertiup ke yang memakai celana jeans.” Maka secara otomatis mereka yang memakai celana jeans langsung berlari berpindah tempat ke kelompok kursi lain dengan cepat, karena diburu oleh hitungan waktu. Ketika mereka yang berpindah tidak mendapatkan tempat karena sudah kehabisan waktu, maka mereka akan mendapatkan hadiah untuk maju ke depan.



Permainan terus berlanjut, sesuai dengan instruksi yang diberikan oleh kakak asisten. Pemain yang maju ke depan untuk mendapatkan hadiah pun semakin banyak.  Ketika kakak asisten mengakhiri permainan, maka jumlah pemain yang akan mendapatkan hadiah adalah sebanyak 24 orang. Maka, tawaran pun diajukan hanya bagi mereka yang bersedia untuk mendapatkan hadiah saja. Dan terpilihlah 10 orang yang maju untuk mendapatkan hadiah.

Ternyata, mereka yang mendapatkan hadiah, diminta untuk berjoget satu per satu di depan teman-teman. Mereka pun berjoget satu per satu, dan tanpa disadari mereka menunjukkan kebolehannya secara unik dan menarik.



Moral Value :

Dalam permainan ini, kami diajarkan bagaimana mencermati instruksi yang diberikan untuk bisa berkonsentrasi secara penuh dan langsung melakukan tindakan yang sesuai dengan instruksi yang diberikan. Jika kami tidak berkonsentrasi untuk mendengarkan instruksi yang diberikan, maka kami akan mengalami kebingungan kemana kami harus bergerak.

Kami juga dilatih untuk peduli atau sadar terhadap ciri-ciri fisik yang melekat pada diri kami masing-masing. Ketika kami tidak sadar atau kurang care terhadap apa yang melekat di tubuh kami, maka kami akan terlambat untuk mencerna instruksi yang diberikan dan akibatnya, kami akan terlambat untuk memutuskan apakah kami perlu bergerak berpindah atau tidak.

Permainan ini sangat menanamkan kejujuran. Ketika kami sadar bahwa sebenarnya kami salah atau tidak mengikuti instruksi dengan baik, maka seharusnya kami langsung maju ke depan untuk mendapatkan hadiah dari kakak asisten.

Bagi yang menerima hadiah, sebenarnya mereka memiliki nilai tersendiri dibanding peserta lainnya. Karena mereka berbeda. Mereka tidak seperti orang kebanyakan. Ketika diminta untuk memilih dari 24 orang tersebut, siapa yang akan mengambil hadiah atau siapa yang akan mundur, maka terlihat dengan jelas, bahwa mereka yang bersedia mengambil hadiah adalah mereka yang bertanggung jawab dan mereka yang berani untuk beraksi di depan publik. Permainan ini mengajarkan kami banyak hal. Di mana kami distimulus untuk berani meng-eksplor kemampuan yang kami miliki.

2.      Mengubah Garis Waktu

Setelah permainan pertama selesai, maka kami segera bergabung dengan kelompok kami masing-masing. Kami diberi selembar kertas kosong oleh kakak asisten sebagai properti dari permainan ini. Kakak asisten mengarahkan kami, untuk menulis berbagai macam permainan dari pertemuan pertama dan kedua yang disertai dengan nilai-nilai yang bisa diambil dari permainan tersebut. Tidak hanya itu saja, tetapi nilai-nilai tersebut harus diberi keterangan apakah kami sudah bisa berubah atau kami belum berubah setelah melakukan permainan tersebut. 

Setelah menulis segala bentuk perubahan di kertas tersebut, maka kami mempresentasikannya di depan teman-teman kelompok. Dapat disimpulkan bahwa sebagian besar dari kami sudah mulai berubah terutama dalam hal kekompakan, percaya diri dan membangun sebuah komunikasi serta kerjasama tim yang baik.



Moral Value :

Bagi saya, permainan ini bukanlah permainan biasa. Permainan ini sebenarnya mengandung makna evaluasi diri. Karena bagi setiap individu, sebuah evaluasi adalah sangat penting. Hal ini menunjukkan bahwa kita berarti peduli terhadap diri kita sendiri selain itu kita dapat menilai, apa kelebihan dan kekurangan yang ada. Mana yang harus dikurangi atau justra harus dikembangkan secara intensif.

Untuk masalah perubahan, sebenarnya indikator berubah adalah diri kita sendiri. Apakah kita sudah bisa mengamalkan segala nila-nilai yang terdapat pada permainan tersebut secara konkret. Karena ketika kita menyatakan bahwa kita belum bisa berubah terhadap salah satu nilai dalam permainan-permainan itu, maka kita akan menjadi termotivasi untuk bisa berubah menuju ke arah yang lebih baik.

Permainan ini juga melatih kami untuk menjadi seseorang yang bisa menyampaikan pesan atau pernyataan dengan komunikatif dan dapat dimengerti oleh pendengar. Ketika ada teman yang sedang berbicara, maka kami sebagai pendengar juga harus menjadi pendengar yang baik. Pendengar yang bisa menghormati siapapun yang sedang berbicara.

3.      Tebak dan Berpindah

Pada permainan kali ini, masing-masing kelompok diminta untuk mengirimkan 2 orang anggota kelompoknya untuk menjadi sukarelawan membantu kakak asisten. Maka terkumpulah 8 orang para wakil kelompok yang diberikan pengarahan tentang apa yang harus mereka lakukan. Para wakil kelompok tersebut diminta untuk menjaga suatu barang yang terdapat di dalam kardus untuk bisa ditebak oleh teman-teman yang lain. Barang yang ada di dalam kardus tersebut adalah sebuah lem . Kakak asisten hanya memberikan clue : peralatan perkantoran kepada para penebak. 

Kami sebagai wakil dari kelompok yang bertugas dilarang memberikan tanda, petunjuk atau inisial apapun kepada para penebak. Cukup mengatak benar atau salah atas tebakan mereka saja. Ketika menebak pun ada tata cara khususnya seperti, “Apakah itu lem untuk menempelkan sesuatu pada kertas?” kemudian para wakil kelompoklah yang menjawab apakah benar atau tidak.

Setelah para kelompok menebak-nebak, akhirnya ada satu kelompok yang bisa menebaknya. Oleh karena itu, kami sebagai wakil dari kelompok harus masuk ke dalam kelompok tersebut. Jadi, anggota dari kelompok yang bisa menebak menjadi bertambah. Sedangkan kelompok yang tidak bisa menebak, harus rela kehilangan 2 orang anggota kelompoknya.

Permainan dilakukan sebanyak dua kali. Setelah ada kelompok yang bisa menebak dengan benar, maka permainanpun berakhir.



Moral Value :

Sebenarnya kebanyakan dari kami mengalami kesalahpahaman terhadap nilai dari permainan ini. Ketika diminta untuk mengirimkan dua orang wakil kelompok untuk membantu kakak asisten, kebanyakan dari kelompok, mengirimkan perwakilannya yang terbaik. Padahal, maksud atau esensi dari permainan ini adalah seharusnya kelompok tersebut mengirimkan wakilnya bukan karena predikat baiknya tetapi karena predikat kurang baiknya. Seperti misalnya, ada atau tidak ada pun mereka, tidak memberikan pengaruh penting untuk kelompoknya. Karena ternyata, wakil kelompok ini akan dijadikan taruhan yang bisa saja dibuang ke kelompok lain, seperti perusahaan yang membuang karyawannya.

Permainan ini mengajarkan kita untuk bisa lebih cermat dan peduli terhadap petunjuk yang diberikan, karena pada dasarnya barang-barang itu adalah barang yang mudah ditemukan di sekitar kita. Permainan ini juga menguji luasnya pengetahuan kita tentang petunjuk yang diberkan.

Dalam permainan ini kami diajarkan untuk bisa menerima . Ketika di mana kita harus menerima tambahan anggota baru dari kelompok lain atau justru ketika kita harus kehilangan anggota kelompok kita yang berpindah ke kelompok lain. Permainan-permainan itu semua mempunyai nilai-nilai kebaikan yang berbeda-beda dan harus bisa kita amalkan di kehidupan sehari-hari.

No comments:

Post a Comment