Saturday, January 8, 2011

Filosofi KI 2 : Just Me and Me (:

Kuliah Praktikum Keterampilan Interpersonal kedua dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 23 September 2010, puFilkul 15.30 – 18.00. Praktikum kali ini tidak jauh berbeda dengan praktikum sebelumnya. Kami tetap bergabung bersama tim yang telah dibentuk pada pertemuan yang lalu untuk melakukan berbagai permainan yang dipandu oleh kakak asisten. Namun, saya yakin, dibalik itu semua tersimpan berbagai macam nilai moral yang baru dan belum kami dapatkan dari permainan sebelumnya. Macam permainan yang kami lakukan adalah :

1.      Bermain menghitung berurutan.
2.      Saya dan diri saya
3.      Melipat Kertas origami
4.      Menulis nilai-nilai dalam tim.
5.      Presentasi Tim
Berikut adalah penjelasan dari masing-masing permainan.

  1. Permainan Menghitung Berurutan
Dalam permainan ini, seluruh tim digabung menjadi satu dan membentuk sebuah lingkaran. Kemudian kakak praktikum menjelaskan aturan permainannya, yaitu kami diminta untuk berhitung secara berurutan dari satu sampai tujuh, namun ketika menyebutkan angka tujuh, maka diganti dengan sebutan “up”. Awalnya, permainan terasa sangat menegangkan. Tapi lambat laun, kami mulai mengerti pola dari permainan ini. Ketika menyebutkan angka, pemain diharapkan bisa menunjuk teman yang akan melanjutkan hitungannya. Hal ini jelas membuat permainan ini semakin seru dan menegangkan. Banyak hal-hal yang begitu lucu dan menarik terjadi pada sesi pertama ini.
Ketika ada salah seorang di antara kami yang mengalami kesalahan menghitung, atau telat menjawab perhitungan dari lawan, maka akan mendapatkan hadiah. Namun, hadiah pada permainan ini adalah sangat menarik, di mana mereka diminta untuk naik ke atas panggung dan beraksi layaknya model di catwalk. Hal ini kontan membuat para pemain lain tertawa dan suasana menjadi riuh saat melihat ulah teman-teman di atas panggung.


Moral Value :
Pada permainan ini, kita tidak hanya mengandalkan kemampuan berhitung secara cepat saja. Namun, konsentrasi yang tinggi juga sangat dibutuhkan. Ketika secara mendadak pemain lain menunjuk kita untuk melanjutkan hitungannya, maka kita harus segera menjawab dengan sigap dan lantang supaya tidak terkena hukuman. Selain itu, kita harus cermat, ketika mendapatkan giliran untuk menyebutkan angka tujuh (7) maka kita harus menggantinya dengan menyebut “up”.
Menurut saya, permainan ini bisa menggambarkan gerak refleks setiap orang terhadap suatu masalah. Orang yang gugup atau telat untuk melanjutkan hitungan menunjukkan bahwa orang tersebut kurang konsentrasi dan kurang sigap dalam memecahkan permasalahan. Permainan ini meminta seseorang untuk bersikap atraktif kepada satu sama lain. Bagi saya, hal ini mampu memotivasi dan membangkitkan semangat pada diri saya.

  1. Saya dan Diri Saya
Pada sesi kedua ini, kakak pembimbing kami mengelompokkan kami menjadi satu tim dan kami diberikan pengarahan tentang makna dari sebuah mendengarkan. Kami diberikan kesempatan untuk berpasangan mencari teman untuk sharing atau menceritakan tentang diri kami, dan menceritakan seseorang lain yang bukan diri kami sendiri. Ketika lawan bicara kami bercerita, maka tugas pasangannya adalah mendengarkan dengan cermat tanpa memberikan komentar. Kami diberikan waktu beberapa menit untuk bercerita sepuas kami. Setelah selesai, maka sang pembicara bertugas untuk mendengarkan sebaliknya.


Nilai moral :
Untuk saya pribadi, permainan ini sangat menyenangkan. Karena saya adalah tipe orang yang extrovert dan sangat suka melakukan aktivitas curhat seperti ini. Bagi saya, ini adalah sesi yang paling menarik, di mana kita diberikan kesempatan untuk bercerita tentang diri sendiri dan menceritakan orang lain. Ternyata dapat disimpulkan bahwa membicarakan orang lain itu lebih mudah dibanding menceritakan tentang diri kita sendiri. Apalagi, ketika kita dibatasi dengan waktu dimana kita diminta untuk terus berbicara tanpa persiapan sebelumnya. Menurut saya, game ini bisa melatih seseorang untuk bisa mengungkapkan apa yang dia rasakan, terutama untuk orang yang susah bicara atau mengungkapkan sesuatu.
Ketika kita berada sebagai pendengar, maka akan menjadi suatu hal yang sangat sulit bagi orang yang banyak bicara atau cerewet seperti saya. Karena pada dasarnya saya ingin mengomentari apa yang diceritakan oleh teman saya. Saya ingin memberikan respect positif kepada mereka. Namun, di sini kami dilatih untuk menjadi seorang pendengar yang setia dan sabar menunggu kapan giliran kita untuk berbicara. Menjadi seorang pendengar setia  adalah pekerjaan yang sangat mulia dan tidak mudah. Dapat saya simpulkan, bahwa menjadi pendengar lebih sulit daripada menjadi seorang pembicara.

  1. Melipat Kertas Origami
Kami dikumpulkan dalam satu tim dan membentuk barisan sebuah lingkaran. Kakak asisten memberikan kami masing-masing selembar kertas origami. Kemudian kakak asisten meminta salah seorang di antara kami untuk menjadi instruktur. Ternyata pada permainan ini kami akan bermain melipat kertas origami, namun petunjuknya hanya didapatkan dari teman kami yang menjadi instruktur saja. Permainan ini terbagi menjadi dua sesi, yaitu dimana kami melipat kertas dengan membuka mata namun membelakangi sang instruktur dan ketika kami diminta untuk menutup mata.
Walau sepintas tampak mudah, tapi kenyataannya banyak di antara kami yang tidak bisa membentuk sebuah origami yang benar sesuai dengan petunjuk. Terlebih ketika kami diminta untuk mendengarkan instruksi dengan menutup mata kemudian melipat kertas itu untuk membentuk sebuah bebek atau burung. Untuk menjadi seorang instruktur ternyata juga tidak mudah. Dia hanya diberikan selembar kertas, yang berisi bentuk gambar untuk menjadi sebuah burung, tanpa ada keterangan langkah-langkah secara tertulis. Oleh karena itu sang instruktur harus bisa membuat langkah-langkah itu dengan bahasanya sendiri.

Moral Value :
Dalam permainan ini, kita tidak hanya dituntut untuk bisa kreatif, rapi dan telaten dalam membuat sebuah origami. Tetapi yang terpenting dari sesi ini adalah, di mana kita harus bisa belajar untuk mendengarkan instruksi secara cermat, tanpa memberikan komentar atau bertanya kepada sang instruktur ketika ada sesuatu yang tidak dimengerti.
Permainan ini menanamkan suatu kejujuran yang sangat mendasar, di mana ketika kita dipersilakan untuk membuka mata, kita bisa melihat hasil karya teman yang berada di sebleah kita. Namun di sini kami dilatih untuk bisa percaya terhadap kemampuan diri sendiri tanpa mengandalkan orang lain. Ketika menutup mata, maka kita membutuhkan konsentrasi ekstra untuk bisa ikut mendengarkan dan menggunakan perasaan untuk melipat kertas origami itu. Saya merasa lebih dapat berkonsentrasi ketika menutup mata, karena pikiran kita hanya terfokus pada sumber suara sang instruksi saja. Karena ketika kita membuka mata, maka konsentrasi terpecah karena kita bisa melihat apa saja yang ada di sekeliling kita.
Dalam permainan ini, saya menjadi lebih bersyukur terhadap nikmat penglihatan yang telah diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Di mana, ketika kita tidak dapat melihat apapun,kita menjadi kesulitan untuk melakukan sesuatu secara rapi. Oleh karena itu saya sangat bersyukur karena masih diberikan kedua mata yang sehat untuk bisa melihat dunia ini.

  1. Menulis Nilai-Nilai yang terdapat pada Tim
Setelah permainan origami selesai, maka kakak asisten memberikan selembar kertas manilla besar dan beberapa spidol untuk kembali membuat identitas tim kami. Bedanya, kali ini kami akan menuliskan nilai-nilai moral yang terdapat pada tim kami. Maka dalam tim kami segera dibentuk tiga kelompok kecil untuk mendiskusikan tiga nilai-nilai moral utama yang harus tercipta di dalam sebuah tim.
Setelah berunding pada masing-masing kelompok kecil, maka segera saja kami menyimpulkan nilai-nilai moral apa saja yang harus ada di suatu tim. Ada beberapa nilai moral yang dapat terkumpul yaitu, memiliki tujuan yang sama, kebersamaan, kekeluargaan, solidaritas, komunikasi, kejujuran, disiplin dan lain-lain. Segera kami simpulkan untuk memilih empat nilai moral utama melalui sebuah perundingan di dalam tim.
Nilai Moral :
Pada permainan ini kami dilatih untuk bisa menyampaikan pendapat, gagasan dan ide yang bertanggung jawab. Dalam forum ini kami dilatih untuk bisa berinteraksi dengan baik dengan teman-teman. Di sini kami menjadi berpikir untuk memahami arti penting dari sebuah nilai-nilai yang harus dijunjung oleh sebuah tim. Ketika tim yang dibentuk tidak memiliki junjungan nilai-nilai moral yang harus dipatuhi oleh anggota tim tersebut, maka akan terjadi sebuah kekacauan dan disfungsional karena tim tersebut berarti tidak bisa terstruktur dengan baik.
Menurut saya, nilai moral yang harus ditanamkan oleh sebuah tim adalah, memiliki tujuan yang sama, kejujuran, kekeluargaan dan kedisiplinan. Dengan demikian maka tim tersebut akan mempunyai integritas yang tinggi.

  1. Presentasi Tim
Setelah mendiskusikan nilai-nilai moral dan menuliskannya pada selembar kertas manilla, maka kami diminta untuk mempresentasikan hasil diskusi tim kami kepada tim yang lain. Bedanya, kali ini kami diminta untuk mempresentasikannya dengan satu tim saja, tidak di atas panggung di depan seluruh tim seperti sebelumnya. Alhasil, pada saat presentasi kedua tim bisa langsungmengomentari dan terjadi suasana yang gaduh dan ribut di antara kedua tim yang tidak mau saling mengalah dan saling mendukung timnya sendiri.
Nilai Moral :
Pada saat presentasi, kita harus mengutamakan kejelasan dan ketegasan agar maksud pembicaraan yang ingin disampaikan dapat diterima oleh audiens dengan baik. Ketika melakukan presentasi hanya dengan satu tim saja, kami cenderung ingin menjatuhkan satu sama lain.
Namun, karena mengingat materi sebelumnya, jadilah seorang pendengar yang baik, maka kami pun sadar, bahwa seseorang yang berbicara ingin dihargai. Oleh karena itu, presentasi ini seperti sebuah terapan aplikasi atas segala materi yang disampaikan pada praktikum kedua ini.
Setiap permainan di sini memberikan suatu hiburan bagi kami sendiri, atas segala kepenatan kami akan hal-hal lain di kehidupan kami. Permainan yang disampaikan memiliki nilai tersirat yang membuat kami sadar, betapa berkomunikasi, berinteraksi dan pandai membawa diri di depan khalayak umum adalah sesuatu yang sangat penting bagi kehidupan sosial setiap manusia.

No comments:

Post a Comment