Saturday, January 8, 2011

Filosofi KI 1 : Be MY Team !


Kuliah praktikum Keterampilan Interpersonal diadakan pada hari Kamis, 2 September 2010 pukul 15.15-18.05 WIB di panggung taman Sistem Informasi. Mata kuliah ini merupakan mata kuliah yang sangat atraktif dan menyenangkan. Karena di sini, kita dituntut untuk bisa mengembangkan kemampuan di bidang soft skill seperti, membuat tim yang solid dan kompak, mengamalkan kejujuran dan kemampuan menampilkan sesuatu yang bisa dinikmati di depan publik.

Macam acara dan permainan dalam praktikum Keterampilan Interpersonal  I  adalah :
1.      Be My Team
2.      Permainan Lempar Bola
3.      Membuat Identitas Tim
4.      Penampilan Tim (performance)
5.      Perkenalan dan Menulis Biodata Teman

Be My Team

          Kami dipandu oleh kakak asisten untuk berbaris dengan jarak yang agak longgar. Setelah itu, kami diperintah untuk memejamkan kedua mata. Saya merasa agak takut atau lebih tepatnya curiga mengapa kami disuruh memejamkan mata. Ternyata kakak asisten kami mengatakan bahwa kami akan diberi sepucuk kertas yang berisi kalimat, di mana kami harus menyanyikan atau membuat gerakan tentang kalimat tersebut, untuk membuat sebuah tim. Awalnya saya tidak mengerti, namun ketika saya membuka mata, akhirnya saya mengerti maksud dari permainan ini.
Ternyata sepucuk kertas itu berisikan tentang judul lagu perjuangan. Ada yang mendapatkan Maju Tak Gentar, Indonesia Raya, Satu Nusa Satu Bangsa dan Hari Kemerdekaan. Kontan semua peserta permainan segera menyanyikan lagu tersebut dengan suara yang lantang dan menunjukkan gerakan-gerakan untuk mencari teman tim dengan lagu yang sama. Suasana pun menjadi sangat ramai dan sangat bersemangat.


Moral Value :
Menurut saya, mata kuliah ini berhasil menciptakan inovasi terbaru dalam menciptakan sebuah permainan yang sangat orisinil. Permainan membentuk tim ini adalah menuntut kita untuk patuh terhadap perintah ketika diminta untuk memejamkan mata dan menunggu mendapatkan sepucuk kertas untuk membentuk sebuah tim. Selain itu, kita dituntut untuk bisa menunjukkan eksistensi diri kita untuk bisa mencari sejumlah teman yang memiliki kesamaan visi, dalam hal ini yaitu sebuah judul lagu yang sama. Kami dituntut untuk berani mengungkapkan apa yang kami punya, tidak malu-malu untuk bernyanyi lantang dan menirukan gaya. Karena jika tidak demikian, maka kami akan sulit mendapatkan teman tim ketika kami hanya bersuara pelan dan malu-malu menunjukkan eksistensi diri kita. 



2.      Permainan Lempar Bola

Setelah tim terbentuk, maka kami saling berkenalan satu sama lain, namun kami belum bisa menghafalkan nama teman-teman kami satu tim. Oleh karena itu para kakak pembimbing mengenalkan kami pada permainan melempar bola. Dalam permainan ini, para pemain dituntut untuk bisa menghafal semua nama teman satu kelompok. Caranya adalah, kami melemparkan bola ke teman lain sambil berkata, “Nama saya Anin, bola ini akan saya berikan kepada Ika.” Kemudian teman yang menerima lemparan bola tersebut harus menjawab, “Terima kasih Anin, nama saya Ika, bola ini akan saya berikan kepada Rizal.” Begitu seterusnya hingga kami bisa menghafal nama semua anggota tim.
Tidak hanya menyebutkan nama, pada ronde kedua kami dituntut untuk mengenal lebih jauh teman satu tim., seperti hobi, dan makanan kesukaan mereka. Cara permainannya adalah serupa dengan pada saat menyebutkan nama.

Moral Value :
Permainan ini menuntut kami untuk bisa mengetahui nama teman satu tim dengan metode yang cukup praktis dan cepat. Selain mengetahui nama tim, kami juga dituntut untuk mengenal lebih jauh mereka, seperti mengetahui tentang hobi dan makanan kesukaan mereka. Permainan ini juga membuat kami lebih perhatian dan menghargai seorang teman yang akan menerima lemparan bola kami. Karena di sini, kami harus bisa menyesuaikan lemparan yang tepat kepada penerima, kami harus bisa menyesuaikan apakah mereka bertubuh tinggi atau pendek. Kuat atau lemahnya lemparan juga harus disesuaikan berdasarkan jauh atau dekatnya teman yang akan kami lempari bola agar tidak mengenai atau menyakiti sang penerima. Oleh karena itu, dibutuhkan perhatian dan pengertian lebih untuk menghargai sang penerima lemparan bola kita.

3.      Membuat Identitas Tim

Para kakak pembimbing memberi instruksi kepada kami, untuk membuat sebuah tim yang memiliki seorang ketua tim. Maka diadakanlah pemilihan ketua untuk masing-masing tim. Di dalam kelompok kami, pemilihan ketua tim hanya mengandalkan kesediaan para anggota tim yang mau untuk menjadi ketua. Hal ini disebabkan karena waktu yang diberikan untuk berdiskusi dan menetapkan ketua hanya sebentar, yaitu 5 menit.
Setelah terpilih seorang ketua, maka kami diberi waktu untuk membuat yel dan poster yang berisi identitas tim, termasuk nama dan lambang untuk tim kami. Yel dan poster dari masing-masing tim akan dipresentasikan serta dipertontonkan di depan publik.

Moral Value :
Ketika kita diminta untuk menunjuk seorang ketua tim, maka di setiap kelompok telah dilakukan sebuah diskusi untuk mendapatkan sebuah mufakat. Dari proses diskusi tersebut, secara tidak langsung kami melakukan sebuah komunikasi efektif, berdemokrasi dan belajar untuk bisa mengungkapkan pendapat. Bagi mereka yang mencalonkan diri sebagai ketua, sebenarnya secara tidak langsung, mereka adalah orang yang percaya dan yakin akan kemampuan diri mereka. Mereka adalah para generasi yang berani untuk menjadi seorang pemimpin. Tanpa adanya orang yang demikian, tidak akan terwujud satu kesatuan yang kuat, karena di setiap sebuah perkumpulan, pastilah membutuhkan seorang pemimpin. Bagi mereka yang menjadi anggota tim, pada dasarnya mereka akan terlatih untuk bisa mematuhi perintah dari sang pemimpin untuk bisa membangun sebuah tim yang kompak.



Dalam membuat identitas sebuah tim, maka dibutuhkan kerja sama yang solid antar anggota tim. Sang ketua akan melakukan pembagian tugas agar kerja yang kami lakukan akan menjadi suatu hal yang efektif dan efisien, mengingat waktu yang diberikan hanya sedikit. Di sini, kami juga bebas meluapkan ekspresi kami yang bertanggung jawab dan tetap mematuhi norma yang ada. Kami dituntut untuk bisa membuat sesuatu yang bisa kami tonjolkan di depan publik. Identitas sebuah tim sangat diperlukan, karena ini dapat menunjukkan ciri khas dari tim itu sendiri agar mudah dikenali oleh orang lain.

Ketika membuat sebuah nama untuk tim, kami dituntut untuk bisa menamai tim kami dengan nama terbaik yang mencerminkan filosofi atau latar belakang mengapa kami memilih nama tersebut. Hal ini sangat melatih daya imajinasi kami untuk berkreasi menciptakan sebuah nama yang bisa komersil di telinga publik.

Ketika membuat sebuah poster, maka kami dituntut untuk bisa menampilkan suatu display visual yang menarik perhatian publik. Entah itu dengan gambar atau tulisan yang bersifat informatif maupun persuasif, semua harus kami tampilkan dengan keindahan. Hal ini sangat merangsang kemampuan otak kanan kami untuk menggambar atau menulis kalimat yang dapat menarik perhatian publik.
Pada saat pembuatan yel, secara otomatis kami diminta untuk bisa membuat suatu atraksi yang bersemangat untuk memajukan tim yang kami punya. Karena pada dasarnya sebuah yel dibuat untuk bisa memberi semangat para anggota tim pada saat sebelum, sedang atau sesudah melakukan sebuah pekerjaan. Di sini daya kreativitas, imajinasi dan kekompakan kami sangat dilatih untuk bisa menciptakan sebuah yel yang menunjukkan identitas dari kelompok kami.

4.      Penampilan Tim (Performance)
Setelah semua pembuatan identitas tim selesai, maka kami diminta untuk bisa menampilkan karya kami di depan publik. Maka, ditampilkanlah masing-masing poster dan yel dari setiap tim secara bergiliran. Karya yang ditampilkan sangat kreatif, menarik dan bisa menyedot perhatian publik. Untuk maju ke depan panggung, kakak pembimbing tidak menyuruh atau memaksa kami untuk maju menjadi yang pertama. Itu semua adalah kesediaan kami, karena mereka ingin menilai keberanian kami.

Masing-masing kelompok maju ke panggung untuk mempresentasikan karya mereka. Suasana begitu ramai dan menyenangkan, karena tingkah laku dari masing-masing kelompok yang begitu lucu.

Moral Value :
Sepintas ketika kita melihat kegiatan ini, mungkin terlihat hanya sebagai ajang untuk tertawa dan bergembira ria. Padahal, ketika kita kaji lebih dalam, kegiatan ini memiliki begitu banyak manfaat dan nilai moral di dalamnya. Ketika kita disuruh memutuskan untuk memilih kapan giliran untuk maju ke atas panggung, pada dasarnya hal tersebut menilai sampai di mana kesiapan kita untuk menampilkan karya kita. Ketika kita memutuskan untuk maju menjadi yang pertama, berarti kita telah terlatih untuk menjadi pemberani.

Ketika kita maju ke depan maka begitu banyak hal yang dapat kita peroleh. Keberanian, percaya diri, kesiapan mental, kreativitas dan kekompakan begitu menyatu dalam kegiatan ini. Secara otomatis, ketika kita maju ke depan maka kita akan berusaha untuk menampilkan sesuatu yang terbaik. Walaupun menurut para penonton sesuatu yang kita tampilkan begitu menggelikan atau kacau bentuknya. Tetapi, kita menjadi terlatih untuk bisa mempertahankan argumen kita asal benar dan sesuai dengan norma yang berlaku.

Ketika kita menjadi seorang penonton, maka kita cenderung menjadi seseorang yang gemar mengolok-olok teman yang maju ke atas panggung. Entah mengapa, naluri itu mengalir dengan sendirinya. Pada dasarnya, manusia itu mempunyai sifat cenderung mengunggulkan diri dan menjatuhkan lawan. Namun pada kesempatan kali ini, segi positif yang dapat diambil adalah kita menjadi seseorang yang bisa dan terbiasa untuk  mengontrol diri sendiri. Ketika menjadi penonton, seharusnya kita menjadi penonton yang baik, lebih bertanggung jawab dan berusaha menghargai setiap apresiasi karya dari orang lain.


5.      Perkenalan dan Menulis Biodata Teman

Permainan terakhir pada pertemuan ini adalah perkenalan dan menulis biodata teman. Kami dituntut untuk bisa mengumpulkan teman sebanyak-banyaknya di luar tim kami dan menulisnya di kertas yang telah diberikan oleh kakak pembimbing. Namun permainan ini memiliki banyak peraturan, seperti ketika bertanya nama atau alamat mereka, kita dilarang untuk bertanya dengan banyak orang sekaligus. Waktu yang diberikan sangat singkat oleh karena itu pada permainan ini kita harus bergerak cepat.

Moral Value :
Ketika bertanya dengan seseorang yang lain, maka kita dituntut untuk bisa menggunakan bahasa yang sopan, santun dan efektif agar komunikasi berjalan dengan lancar. Kecepatan dan ketepatan dibutuhkan agar bisa menghasilkan jawaban yang memuaskan. Kita juga dituntut untuk terampil dan cekatan dalam bertindak, untuk bisa mendapatkan jumlah teman yang banyak.

Dalam permainan ini alangkah baiknya kita bisa beramah tamah dan selalu tersenyum kepada teman yang akan kita ajak untuk berkenalan. Dengan memasang wajah yang ramah, maka teman  yang kita tanya biodatanya akan menjadi senang dan sukarela untuk menjawab pertanyaan yang kita lontarkan.

Di sini kita dituntut untuk bisa patuh pada peraturan dan disiplin terhadap perintah yang dilontarkan oleh kakak pembimbing. Permainan ini juga membutuhkan kejujuran, karena dalam permainan tersebut sangat mudah untuk melakukan kecurangan. Kita bisa saja menulis nama teman-teman kita sebelum diperintah oleh kakak pembimbing. Oleh karena itu, dalam permainan berkenalan ini, kita dituntut untuk mengamalkan kejujuran.

2 comments: