Wednesday, December 22, 2010

MABA 2010 (Mahasiswa Banget 2010)


Mahasiswa. Ketika mendengar kata ini mungkin yang pertama kali terbersit dalam pikiran kita adalah seseorang yang telah lulus dari bangku SMA dan melanjutkan pendidikannya di jenjang Perguruan Tinggi. Dapat pula diartikan sebagai para generasi muda yang akan meneruskan perjuangan generasi terdahulu untuk memajukan bangsa ini. Atau bahkan, ada beberapa oknum yang menganggap bahwa seorang mahasiswa adalah kesatuan massa yang suka akan hal-hal yang berbau demonstrasi, anarkhis dan beridealisme tinggi. Dewasa ini, jika kita lihat lebih jauh, definisi-definisi tentang mahasiswa tersebut memang tidak salah. Tetapi, apakah itu makna dari mahasiswa yang sesungguhnya ?

Mahasiswa berasal dari kata “Maha” dan “siswa” yang berarti “siswa yang agung”. Atau dengan kata lain, mahasiswa adalah seorang pelajar terdidik yang memiliki nilai paling tinggi di antara tingkatan atau derajad siswa yang lain. Hal ini menunjukkan, bahwa seorang mahasiswa adalah seseorang yang sudah bisa menjadi sebuah panutan dan pedoman yang memberikan reaksi positif untuk para generasi muda penerus bangsa ini. Bila kita tinjau dari segi kebahasaan, bahasa Inggris yang notabene adalah bahasa internasional pun mengatakan seorang mahasiswa sebagai “student”, yang berarti sama atau sederajad dengan siswa lain walaupun dengan siswa di Taman Kanak-Kanak. Tetapi ketika kita melihat bahasa ibu kita, yaitu bahasa Indonesia, kita menggunakan sebuah kata yang lebih spesial untuk membedakan antara mahasiswa dengan siswa lainnya. Dengan harapan, seorang mahasiswa benar-benar bisa “berbeda” dan bisa “merubah” bangsa kita menuju arah yang lebih maju.

Ada beberapa peran dan fungsi mahasiswa yang perlu diketahui oleh kita semua. Pertama, mahasiswa diharapkan bisa menjadi IRON STOCK. Iron adalah besi dan stock berarti persediaan. Maksudnya adalah, mahasiswa diharapkan bisa mengisi persediaan generasi penerus bangsa untuk mengadakan sebuah perubahan.

Mengapa harus iron? Mengapa tidak emas, perak atau tembaga? Karena ini semua kembali kepada filosofi sebuah besi. Besi adalah sebuah unsur yang bersifat korosif yang ketika waktu atau massanya telah habis, maka ia tidak dapat digunakan lagi. Mahasiswa diibaratkan sebagai besi karena ideology atau pemikiran yang kita punya tidaklah abadi seperti emas, tetapi pemikiran kita bisa rapuh atau hilang ditelan zaman. Oleh karena itu, diharapkan mahasiswa bisa menjadi penyedia ide-ide yang selalu inovatif dan bertanggung jawab. Selain itu ide yang tersedia haruslah yang mengikuti perkembangan zaman, sperti ide-ide yang tidak kadaluarsa di tahun 2010 ini.

Peran dan fungsi mahasiswa yang kedua adalah MORAL FORCE. Di mana mahasiswa memiliki kekuatan diri untuk bisa merubah lingkungan di sekitarnya menjadi lebih baik. Ketika lingkungan di sekitar kita adalah lingkungan yang baik, maka tugas sebagai seorang mahasiswa adalah menciptakan lingkungan yang lebih baik lagi dan selalu menjaga stabilitas keadaan lingkungan tersebut. Namun sebaliknya, ketika mahasiswa hidup di sekitar lingkungan yang buruk atau tidak baik, sebagai mahasiswa, kita harus bisa menjalankan peran dan fungsi kita untuk masyarakat yaitu bisa merubah lingkungan di sekitar kita yang memburuk.

Ketika kita berada di lingkungan yang buruk, kita harus menciptakan berbagai cara dan inovasi untuk merubah lingkungan kita demi kebaikan semua umat. Sebagai mahasiswa yang bertanggung jawab, kita hendaknya tidak terjerumus atau terbawa arus ke dalam lingkungan buruk tersebut.

Sebagai mahasiswa yang bisa menjalankan peran dan fungsinya dengan baik, kita juga harus memperhatikan fungsi dan peran mahasiswa yang ketiga yaitu sebagai SOCIAL CONTROL . Dalam menjalankan peran dan fungsi ini mahasiswa diharapkan bisa sebagai media yang mengontrol kinerja dari pemerintah. Di mana dapat diwujudkan dalam bentuk demonstrasi atau aksi unjuk rasa yang santun dan bertanggung jawab. Dewasa ini, masyarakat sering menganggap bahwa aksi mahasiswa untuk turun ke jalan adalah aksi seseorang yang berbuat onar dan meresahkan. Hal ini disebabkan banyaknya oknum provokator yang menyebabkan aksi tersebut menjadi buruk dan menimbulkan kerusuhan.

Padahal, jika kita tinjau lebih lanjut, aksi mahasiswa ini sangat membantu dalam memberikan feedback atas tingkah laku pemerintah yang kian merusak moral bangsa. Coba bayangkan, jika kinerja pemerintah tidak dikontrol oleh aksi mahasiswa, apa yang akan terjadi ? Pemerintah akan serta merta dengan mudahnya berbuat kejahatan berupa KKN yang kian merugikan bangsa ini, tanpa adanya perasaan takut atau resah akibat suara rakyat. 

Ketika mahasiswa menggelar demonstrasi, maka media massa akan meliput dan menyiarkannya sehingga berita itu dapat dikonsumsi oleh publik. Melalui pemberitaan di Koran, televise atau radio, aka nada kemungkinan para wakil rakyat akan membaca atau melihatnya, sehingga aspirasi dari rakyat akan lebih didengar dan dipertimbangkan. Kalau bukan mahasiswa, siapa lagi ?

Peran dan fungsi mahasiswa yang keempat adalah AGENT OF CHANGE, di mana mahasiswa dianggap sebagai seseorang yang bisa membawa perubahan bagi orang banyak. Mahasiswa adalah corong opini masyarakat. Mahasiswa diharapkan bisa membawa perubahan di mana kita bisa berubah ke arah positif, negatif atau tidak berubah sama sekali. Sebagai mahasiswa yang bermoral baik, tugas kita adalah membawa perubahan itu ke arah yang lebih baik dan menuju kepada hal yang positif.
Indonesia memang harus berubah. Tanpa adanya mahasiswa yang mempunyai semangat tinggi untuk bisa berprestasi, beradaptasi, dan peduli terhadap perkembangan zaman, Indonesia tidak akan bisa mengikuti era globalisasi yang kian memuncak dari tahun ke tahun.

2010 bukanlah tahun yang main-main. 2010 adalah tahun ke-65 setelah Indonesia memproklamirkan dirinya sebagai sebuah negara yang merdeka, bebas dari belenggu penjajah. Namun, apa yang kita lihat sekarang ? Semakin tua, Indonesia semakin menuju ke arah kehancuran.Wakil rakyat bukan lagi menjadi wakil dari aspirasi rakyat, tetapi menjadi wakil dari perut dan egoisme mereka semata.

Apakah kita tidak malu, sudah berumur sebanyak 65 tahun, Indonesia masih belum bisa berangkat dari kata “terbelakang”, “terpuruk” dan “tertinggal”. Bukanlah sesuatu hal yang mudah untuk membuat suatu negara bisa berkuasa dan menjadi adidaya bagi negara lainnya. Inilah tugas kita sebagai mahasiswa. Sosok yang bisa membawa Indonesia menjadi negara yang kuat bersaing dan bisa memperbaiki citra Indonesia di kancah internasional, bahwa Indonesia bukanlah negara yang hanya bisa merdeka secara semu tetapi bisa merdeka secara nyata.

Sebagai mahasiswa, semangat untuk bisa berprestasi, beradaptasi dan peduli terhadap perkembangan zaman sangat diperlukan. Ketika kita bisa membawa nama baik bangsa ini dengan prestasi yang membanggakan, secara otomatis nama baik Indonesia pun akan terangkat. Dan tanpa disadari kita sudah menjalankan fungsi dan peran mahasiswa itu sendiri dengan baik, yaitu sebagai iron stock untuk masa depan bangsa ini dan sosok yang bisa membuat perubahan untuk membawa bangsa ini semakin maju.

Mempunyai sifat adaptif dan peduli terhadap perkembangan zaman adalah sangat penting. Ketika kita kurang bisa memosisikan diri sebagai mahasiswa yang baik, maka secara otomatis peran dan fungsi mahasiswa akan terhapus dan tergantikan oleh sisi hitam mahasiswa yang kini banyak dibicarakan oleh masyarakat. Seperti, mahasiswa si pembuat onar, mahasiswa talk more do less atau mahasiswa yang bobrok dan malas.

Mahasiswa harus mempunyai semangat yang tinggi. Mahasiswa harus bisa berjaya di dunia nyata. Mahasiswa harus banyak beraksi, bukan hanya berorasi. Buatlah totalitas atau jadikan semangat mahasiswa yang ada diri kita menjadi darah yang mengalir dalam tubuh kita. Sadarkan hati, jiwa dan raga untuk mengamalkan fungsi dan peran mahasiswa yang aktif membangun Indonesia dan melawan keterpurukan ini.

Mahasiswa Banget bukanlah sekedar julukan.

Tetapi,

Inilah totalitas jiwa seorang mahasiswa yang nyata.

Hidup Mahasiswa !

No comments:

Post a Comment